Thursday, November 29, 2012

Antara ARTCA dan Gunung Sumbing :)

Gunung Sumbing adalah salah satu gunung di Jawa Tengah, tepatnya terletak di Desa Garung, Wonosobo. Gunung ini akhirnya jadi destinasi dadakan liburan ala ARTCA yang pasti punya cerita tersendiri yang bisa bikin senyum2 sendiri kalo diinget :).

Disini ini kenangan ajaib tercipta :)

Orait.. Sebelum beranjak ke cerita apa aja yang terjadi selama 4 hari 3 malam di Gunung Sumbing, mari kita mulai dengan siapa aja yang ikut di liburan ajaib kali ini. Berhubung yang lain pada punya kesibukan, jadi  anggota ARTCA yang bisa ikut cuma 4 orang aja.. here they are : )


Yap.. yang kumisan itu dipanggilnya Dedi ( Daddy ) yang artinya ayah. Ayah di ARTCA berarti adalah orang yang bawaannya paling berat, yang tugasnya nunjukin jalan dan ngasih makan anak-anaknya yang kebanyakan gembul seperti saya haha.. Dedi ini biar kata casingnya kumisan dan serem tetapi dalemnya alus kayak aspal jalan tol.





Yang senyumnya nakal di sebelah kiri itu adek saya, namanya Budi, biasa dipanggil Buday ( katanya biar kerenan dikit.. padahal gak ngaruh ). Di liburan kali ini, ABG yang satu ini lagi kesengsem sama ABG perempuan yang dipanggil "pesek". Buday ini dapet jatah untuk ngebawa kerilnya si dedi yang lebih mirip kulkas dua pintu saking tingginya. Semoga kamu gak turun bero ya Buday.. :)


yang ini adek saya juga, namanya Rizal, biasa dipanggil Ijal. Berbeda dengan abangnya - Buday - yang rada ngeselin, Ijal ini cenderung pendiem, cool dan unyu-unyu. Ijal ini lagi dilatih sama Dedi biar brengos ( baca : handal dan tangguh ) seperti dia.






Dan yang terakhir adalah.. *eng ing eng* saya. Berhubung pangkat saya adalah anak bungsu dari Dedi makanya barang bawaan saya yang paling ringan hahaha *senyum sinis. Tapi walaupun barang bawaan saya paling enteng, tapi yang paling sering dimarahin sama Dedi yaa saya ini (T_T) hiks.

Kenalan udah.. sekarang saatnya sharing apa aja yang terjadi selama 4 hari 3 malam di Gunung Sumbing :D



cerita pertama : Bertemu si "Pajero"

Bagi kebanyakan orang yang pernah mendengar istilah "pajero" pasti terbayang mobil sport keluaran Mitsubishi, tapi tidak kali ini sodara-sodara.. Perjumpaan kami dengan si "pajero" ini gak lama setelah kami berempat beranjak naik selepas isya. Jalur menuju puncak Gunung Sumbing diawali dengan jalan bebatuan di tepi ladang penduduk. Belum ada setengah jam kami menyusuri jalanan berbatu, dari belakang tampak cahaya senter menandakan ada orang yang mengikuti kami
"perkenalkan nama saya Uda, saya penjaga kampung sini" ucap lelaki yang kalo ditebak usianya sekitar 27 tahunan. Tanpa curiga, kami duduk beristirahat sambil mengobrol dengan laki-laki ini.

Setelah ngobrol panjang lebar, ternyata niat dari laki-laki ini adalah mengawal kami sampai ke atas. Katanya sih diatas gunung itu ada orang gila yang sering menghadang pendaki. Otomatis saya langsung menyikut Dedi dengan muka penuh tanda tanya. Penasaran dengan laki-laki asing di depan saya, saya pun memulai investigasi.
"mas memang dari organisasi apa?" tanya saya
"stickpala" jawab laki-laki ini singkat sambil matanya meneliti gerak gerik tubuh kita.

Gak puas sampai situ, saya menggali lagi "lho? stickpala itu emang kepanjangannya apa?"
si laki-laki ini menjawab dengan jawaban yang asli gak nyambung "pajero" jawabnya singkat. Sambil mengernyitkan dahi, saya bertanya lagi "pajero itu apa ya mas?"
"saya petugas kampung sini" jawab laki-laki tadi makin gak nyambung

Akhirnya kami memutuskan untuk mempersilahkan laki-laki itu jalan terlebih dahulu dan kami mengikuti dibelakang. Sepeninggalnya laki-laki itu, kami kasak-kusuk dan mulai berspekulasi apa maunya laki-laki ini.


Spekulasi pertama versi Dedi :
Laki-laki ini setengah stress, kemungkinan besar (mungkin) dulu dia pernah mau cari "ilmu" tapi gak kuat akhirnya jadi agak "miring" sedikit

Spekulasi kedua versi Dedi *dan yang paling bikin horor* :
Laki-laki ini diutus temannya untuk "survey" barang berharga apa yang kita bawa kemudian nanti dia turun dan kembali membawa "pasukan" untuk merampas barang2 kita. *eng ing eng* langsung bikin saya parno seketika




Syukurnya, gak lama setelah si Pajero ini jalan di depan kita, entah apa yang ada di pikirannya, dia memutuskan untuk berhenti mengikuti kami dan beranjak turun. Sejak saat itu, kami tidak pernah melihatnya lagi. Whatta strange guy.. Percaya atau tidak.. sekarang dalam ARTCA kami menggunakan istilah "pajero" untuk orang yang gak nyambung dan sedikit aneh :D

cerita kedua : berorientasi pada proses bukan tujuan

Gimana gak.. dari mbah google kita semua tau kalau jarak tempuh Gunung Sumbing dari Pos 1 sampai puncak gak terlalu jauh, dapat ditempuh dalam 2 hari 1 malam. Namun, apakah yang terjadi dengan kami sehingga 4 hari 3 malam pun kami hanya sampai pos 2? wkwkwkwk,,, itulah dia sodara-sodara.. nikmatnya liburan  ala ARTCA..sangat menerapkan prinsip "tak 'kan lari gunung dikejar"

bagaimana tidak? bayangin aja..
buka tenda di pos 1 jam 11 malam kemudian esok pagi berangkat jam 9 pagi menuju ke pos 2 di ketinggian 2400-an mdpl, jam 11 siang udah buka tenda lagi dan nginep di pos 2 sampai 2 hari 2 malem. Pokoknya mah Pajerooo banget.. :D

jangan tertipu..
sebenernya ini baru jalan 5 langkah udah buka tenda lagi :))

Dua hari dua malem di POS II bener2 menyenangkan..
its like a sweet escape to us

Home Sweet Home.. POS II
cerita ketiga : Bagaimana Menghargai Air

Oke. Analisa kita tentang hujan yang mulai sering turun sehingga mata air kemungkinan banyak ternyata salah. Salah banget.. Persediaan air yang menipis ( karena kita gak ngambil banyak di mata air POS I dengan asumsi nanti akan ada lagi mata air di POS II ) membuat Dedi dan Ijal segera pergi ke mata air yang terletak tidak jauh dari tempat kami medirikan tenda di pos II, sementara saya bersama Buday memasak makan siang di sekitar tenda. hampir 1 jam Dedi dan Ijal pergi, ternyata pulang dengan tangan hampa alias gak ada air karena mata airnya kering, ada tapi tergenang dan begitu dikocok berbusa *agak sedikit horor aernya*

Keesokan harinya, kami jadi galau.. apakah mau melanjutkan perjalanan ke puncak atau harus turun karena persediaan air gak mungkin cukup. Hujan yang biasanya di Jakarta turun tiap hari, disini hanya sebatas mendung tanpa rinai hujan. Runding punya runding akhirnya di hari kedua ( di POS II ) kami mencoba mencari air.

Berdasarkan pengalaman survival Dedi yang ala tarzan itu, mencari air harus ke ngarai, begitu katanya, dengan logika dingarai pasti air terkumpul. Oke. karena yang bertiga termasuk saya masih unyu2 dalam hal beginian, kita ikut apa kata Dedi. Berhubung tracknya agak ekstrem, Dedi sempet nawarin ke saya, mau ikut atau mau tinggal di Tenda. Saya pikir-pikir iya kalau sebentar.. kalau lama, iseng juga di tenda sendirian. Akhirnya saya pasrah dan ikut mencari air.

Oh jangan tanya seperti apa track menuju ngarai. undescribeable.

Itu cengar cengir karena stress didepannya ada turunan
dengan tingkat  kemiringan hampir 90 derajat
Setelah bertemu ngarai kecil, kami agak kecewa karena ternyata ngarai yang seharusnya dialiri air ini, ternyata kering. Jadi kami harus menyusuri ngarai ke arah atas sambil berharap diatas ada sisa air untuk kami.

itu ded tracknya?? *eng ing eng* 
Ngarai yang kami susuri ini bukan tanah tapi bebatuan yang agak berlumut dengan tingkat kemiringan yang lumayan walhasil harus sedikit scrambling

antara pengen senyum sama pengen nangis :D
Setelah bersusah payah, ketemu juga airnya.. jangan bayangkan air yang bening ya sodara-sodara.. prinsip darurat air menurut Dedi adalah.. jangan perdulikan warna, yang penting tidak berbau dan tidak berbuih saat dikocok :D

Yap.. air yang cokelat kehijauan itu lah
yang menyelamatkan kami :)
Walaupun warna airnya tidak bersahabat, tapi gak ada pilihan kan.. jadi seperti biasa.. teknik penyaringan pun dimulai, berhubung gak ada kassa steril, sapu tangan pun jadi.


Sambil memenuhi botol-botol air kami, saya jadi flash back ke perjalanan tadi kemudian mereview kembali  seperti apa saya sudah bersyukur kepada Alloh SWT bahwa setiap pagi saya hanya perlu membuka keran dan keluar air jernih tanpa harus bersusah payah, mereview kembali apakah saya sudah cukup memperlakukan air bersih dengan baik. Yap.. semakin sadar bahwa air bersih itu harus dihemat!

Anyway.. pengalaman mencari air ini adalah the best scene dari perjalanan ajaib ini. Walaupun kami tidak sampai ke puncak gunung Sumbing, tapi ngarai tadi gak kalah keren momennya :)

Cerita keempat : wisata kuliner gak selalu harus mahal

Sepulangnya kami dari pos II, kami masih sempat menginap semalam lagi di base camp Sumbing. Serius. Kalian harus cobain atmosfer disini. Sejuk.. hening.. gambaran pedesaan banget deh yang kalo pas adzan masyarakatnya berbondong-bondong ke musholla tanpa memperdulikan kabut yang dinginnya minta ampun.

Sebelum pulang ke Jakarta
Esoknya baru kami beranjak ke terminal Wonosobo untuk seterusnya pulang ke Jakarta. Di terminal Wonosobo ada yang namanya Mie Onklok, makanan khas Wonosobo. Perpaduan antara sayuran, mie, sate bumbu kunyit dan saus dari tepung kanji cuma dihargai 9ribu saja. Siapa yang bilang wisata kuliner itu harus mahal?




Sesi Mie Ongklok tadi menutup liburan ARTCA kali ini. Gak pernah gak seneng kalo liburannya bareng ARTCA, gak pernah gak seru kalo liburannya sama ARTCA.. :)
Selanjutnyaaaa... kemana lagi Dediii??? *lirik Dedi sambil tepok tangan*






Salam Artca,

Saturday, November 10, 2012

Artca : untuk sekarang dan selamanya :)


selalu ada cerita seru dan menyenangkan setiap kali liburan bareng kalian, yang buat saya tertawa, yang buat saya terharu, yang buat saya semakin tak mau lepas dari kalian, yang buat saya semakin beruntung bisa memiliki kalian

karena

saat kaki berat melangkah naik, kalian selalu siap mengulurkan tangan dan menarik saya ke atas
saat berpikir untuk menyerah, kalian selalu punya cara sendiri untuk membuat saya terus berusaha

saat dingin datang, kalian tawarkan segala "mesin penghangat tubuh" mulai dari sarung sampai sleepingbag
saat gaya tidur saya yang ekstrim ini membuat selimut yang saya pakai awut awutan, kalian merapatkan kembali

saat yang ada cuma semangkok sop makaroni untuk kita, kalian selalu punya cara berbagi yang unik dan lucu
saat saya tertatih tatih turun, kalian bersedia menuntun dan menunggu
tanpa sindiran, tanpa komplain

untung saya bersama kalian, bukan orang lain
untungnya kalian ARTCA, bukan orang lain
^^

untuk artca, saya sayang kalian
semoga kalian gak bosen mendengarnya
hehe

base camp gn slamet
bambangan
18092010

notes itu saya buat dua tahun lalu
sekarang 2012 dan saya baru aja turun dari liburan di Gunung Sumbing sama artca.. ternyata perasaannya masih sama, bahkan lebih keren dari sebelumnya.. :)

artca : untuk sekarang dan selamanya 

besok kemana lagi yaaa??
*lirik dedi