Tuesday, December 11, 2012

Oleh-oleh dari Workshop Blogging Enjoy Jakarta


Workshop Blogging ini adalah kerja sama antara Vivanews, Opera Software dan Dinas Pariwisata DKI Jakarta dengan tema "Peran Blogger Dalam Memajukan Pariwisata" dengan beberapa pembicara dari beberapa profesi seperti Barry Kusuma, seorang penulis dan travelling photography, Riyanni Djangkaru, dari Divemag Indonesia, Agnes dari Opera Software, Tio Pakusadewo dan tentu saja perwakilan dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Berdasarkan wawancara singkat dengan salah satu panitia yang ramah, acara ini akan dihadiri oleh kurang lebih 150 blogger yang bergelut di bidang jalan-jalan alias travelling


"Minder" adalah perasaan pertama yang terlintas di kepala saya. Everyone looks so great at writing. Seriously.. gak seperti saya yang nulis ala kadarnya dan minus konsep dan tentunya dengan bahasa yang ala kadarnya. Bahkan saya sempat mendengar pembicaraan dari dua orang undangan yang saling bertanya tentang pekerjaan masing-masing dan salah satu dari mereka menjawab "pekerjaan saya ya menulis" *eng ing eng*. Trus.. ngapain si anak cupu dalam hal tulis menulis ini ( baca : saya ) bisa ada di acara workshop ini? hahaha jawabannya adalah fate and lucky :D *senyum lebar*

Anyway acara dibuka dengan tarian Lenggang Nyai, tarian khas yang berasal dari DKI Jakarta kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel dengan pembicara yang sudah disebutkan diatas. Ada juga acara pengundian doorprize dengan hadiah yang variatif dan tentunya mendukung aktifitas travel blogger seperti modem, voucher dari gonla.com dan voucher spa ( siapa tau abis panas2an berwisata bisa spa gratis hehe..). Oiya acara ini juga sekaligus mengumumkan pemenang dari Blog Contest Enjoy Jakarta yang dilangsungkan mulai dari 19 November sampai 4 Desember kemarin.

Tarian Lenggang Nyai

Dan inilah beberapa oleh-oleh dari diskusi panel yang bisa diaplikasikan terutama buat yang bergelut di bidang travel blogging:
  • Foto yang bagus dalam artikel adalah salah satu kunci orang tertarik untuk mengunjungi tempat yang kita ulas dalam blog, dan berita baiknya adalah *eng ing eng* foto bagus gak selalu harus dijepret dengan kamera DSLR, kamera poket pun oke, kamera hp juga oke, asal tau angle yang pas dan momen yang tepat ~ Barry Kusuma
  • Tulisan yang baik tentang suatu destinasi wisata harusnya bukan cuma sekedar how to get there tapi harus bisa mengangkat sesuatu dari sudut pandang yang lain yang ada di destinasi tersebut ~ Riyanni Djangkaru
  • Sebelum memutuskan untuk menulis tentukan dulu apa yang mau ditulis, seperti apa outputnya dan siapa marketnya atau sasaran pembaca dan yang lebih penting adalah apakah tulisan yang kita buat dapat memberikan benefit kepada penduduk lokal di tujuan wisata tersebut misalnya saja kenaikan pengunjung dsb ~Riyanni Djangkaru
  • Jangan berbangga kalau anda sudah menyambangi negara ini negara itu, karena Indonesia tidak kalah bagusnya dari negara lain dalam hal tujuan wisata ~ Tio Pakusadeo
  • Membangun sense menulis dapat dilakukan salah satunya adalah terlibat dengan penduduk lokal / human interest di destinasi wisata yang kita kunjungi
  • Dateline sangat membantu untuk memotivasi blogger dalam menulis postingan ~ Riyanni Djangkaru
  • Sekarang nge-blog bisa sambil jalan dengan memanfaatkan mobile blogging dan dengan menggunakan opera software akan lebih cepat loadingnya karena opera software mengkompres data hingga 90%
Makin semangat deh nge-blognya.. kan udah dapet ilmu dari yang ahlinya :))
Keep blogging everyone dan terus berbagi kepada dunia betapa indahnya Indonesia 

Regards

Monday, December 10, 2012

Yuuk Kenalan sama si Menopause


Pepatah lama bilang.. tak kenal maka tak sayang.. tak sayang maka tak suka.. . Nah buat para perempuan, ada baiknya mengenali si menopause ini karena sebenarnya menopause bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan kedatangannya karena menopause ini adalah normal dan setiap perempuan akan mengalaminya.














Apa sih menopause itu?
Menopause adalah periode terhentinya haid secara permanen. Terjadinya bervariasi pada setiap perempuan, antara usia 40 - 65 tahun.

Bisa gak sebelum usia 40 tahun terkena menopause?
Bisa. Namanya Menopause Prekoks. Biasanya terjadi pada perempuan dengan penyakit Lupus, perempuan dengan pengangkatan ovarium atau perempuan yang menjalani kemoterapi.

Bagaimana kita tau kalau seorang perempuan sedang dalam masa menopause??
Caranya tanyakan saja kapan terakhir kalinya mendapatkan menstruasi. Karena dikatakan menopause apabila dari menstruasi terakhir diikuti dengan tidak dapatnya haid selama 12 bulan kedepan. Kalau mau lebih yakin, caranya dengan memeriksakan kadar hormon ke laboratorium, dimana hormon FSH tinggi sedangkan hormon estrogen rendah

Kenapa sih menstruasi kok bisa berhenti?
Iya karena adanya penurunan fungsi ovarium sehingga pembentukan hormon-hormon pun terganggu yang pada akhirnya menstruasi bisa terhenti sama sekali

Terus, apa aja gejalanya?
Dari segi fisik, maka gejala yang sering dialami adalah hot flush atau arus panas yang terasa di sekitar muka dan jari-jari, keringat malam yang banyak, perubahan pada kulit dimana kulit tidak sekencang dulu serta kekeringan vagina yang bias berakibat sakit saat berhubungan intim.
Kalau dari segi psikis ingatan menurun, mudah tersinggung, stress dan kurang bersemangat

















Menopause bisa disembuhkan gak sih?
Well.. berhubung menopause BUKAN penyakit, tentu aja tidak bisa disembuhkan, tapi gejalanya bisa dikurangi.

Caranya??
Yang pertama, tanamkan mindset bahwa menopause adalah sesuatu yang normal sehingga resiko stress bisa diminalisir. Berhubung gejala fisik yang dirasakan saat masa menopause itu disebabkan karena menurunnya hormon estrogen, maka pengurangan gejalanya dengan menambahkan hormon estrogen buatan / sintesis ke dalam tubuh atau yang dikenal dengan Terapi Sulih Hormon / Hormon replacement Therapy yang bisa didapat setelah berkonsultasi dengan dokter.

Kalau saya takut minum obat?
Ada cara lain, yaitu mengkonsumsi kacang-kacangan seperti kedelai. Karena berdasarkan penelitian kacang-kacangan seperti kedelai banyak mengandung fitoestrogen ( estrogen alami ). Karena bersifat alami, tentu saja efek samping pun sangat kecil.

Ooo gitu ya?
iyaa.. begitu, tapi yang penting adalah cara kita dan mental kita menyikapi si menopause ini. Jadi jangan takut yaa sama menopause.. ia adalah normal dan alamiah sebagai salah satu siklus hidup perempuan.


Yang akan menopause,

Belajar dari Sang Laron


Sabtu kemarin, ujan bener-bener setia dengan Jakarta, mulai dari siang mendung udah bergelayut di langit, benar saja gak berapa lama ujan mulai turun dan baru berhenti selepas isya. Tidak lama setelah hujan berhenti turun, mulai datang satu persatu serangga yang ngetop dengan sebutan Laron. Laron ini memang biasanya terbang ke tempat yang terang alias berkumpul di sumber cahaya seperti lampu-lampu baik dijalan maupun di perumahan.

Awalnya sempet bikin keki, saya matikan lampu teras, mereka terbang ke ruang tamu, saya matikan lampu ruang tamu, mereka terbang ke kamar, walhasil saya matikan semua lampu yang ada di rumah. Selang setengah jam, saya kembali menyalakan lampu dan si Laron-laron itu sudah banyak yang kehilangan sayapnya dan jatuh berserakan di lantai.





Saya yang malas beringsut dari karpet tempat saya guling-gulingan karena gak ada kerjaan, secara gak langsung mulai memperhatikan gerak-gerik si Laron yang jatuh ke lantai. Setelah diperhatikan, Laron itu unik juga, mereka terbang ke tempat yang menarik, berkeliling kemudian jatuh, saat mereka jatuh, mereka akan mencari teman untuk menuntun mereka jalan. Kalaupun ada Laron yang jalan sendirian, maka jalannya akan lebih lama dari yang beriringan dan kadang si Laron yang sendiri ini suka kejengkang ( baca: terlentang ) dan akhirnya mati.

Sama seperti manusia... Pergi ke sesuatu hal yang mereka anggap menarik, merasakan euforia saat berada di tempat itu namun adakalanya terjatuh. Saat mereka terjatuh, secara otomatis mereka butuh teman untuk menuntun mereka, healing and sharing. Tapi ada juga manusia yang ketika mereka terjatuh, mereka lebih suka sendiri, dan akhirnya mungkin mirip dengan si laron yang jalan sendiri saat terjatuh : Lambat untuk move on atau malah terbalik ke jalan yang salah.

Subhanalloh ya.. ternyata dari hewan yang sekecil itu, kita bisa belajar satu hal : setiap orang butuh teman untuk berbagi. :)


Regards,

Tuesday, December 4, 2012

Jelajah Menteng : Seharian Jadi "Anak Menteng"

Apa yang pertama terlintas di benak kamu kalau mendengar nama "Menteng"? Kalau saya pastinya yang pertama kali terlintas adalah kompleks perumahan elit yang rumahnya perlu setidaknya 3 orang ART untuk sekedar menyapu lantainya atau malah membuat saya teringat akan lagu lama milik band favorit saya, SLANK yang judulnya "Anak Menteng"


"anak menteng.. lagaknya sok aksi jalan petantang petenteng..punya duit gocap ngakunya punya goceng"

Nah lho,, liriknya agak gimana gitu ya?
Tapi sodara-sodara saya sudah membuktikan kalau jalan petantang - petenteng di kawasan Menteng emang seru berat, karena dibalik predikatnya sebagai kompleks perumahan mewah, kawasan Menteng ternyata dikelilingi banyak objek wisata terutama wisata heritage yang menarik untuk dikunjungi.

Oiya.. trip Jelajah Menteng ini sebenernya berawal dari saya yang iseng-iseng bertanya kepada sahabat saya, Dedi.  "Dedi..Dedi kalo menurut Lo tempat yang bagus di Jakarta apa Ded?"
"Pasar Loak" jawab Dedi simple. *FYI :  si Dedi ini memang orangnya agak "beda" dan ajaib*
" oooo gitu, Pasar Antik maksudnya Ded?" jawab saya setengah bingung karena gak bisa menemukan korelasi antara "tempat yang bagus" dan "pasar loak"
"iya Pasar Antik di Jalan Surabaya" jawab Dedi singkat.

Nah penasaran dengan si Pasar Antik itu, maka ditemani si Dedi, saya meluncur kesana. Cerita punya cerita, setelah berkunjung kesana, pulangnya saya banyak melewati tempat menarik, akhirnya sampai dirumah saya membuat itinerary Jelajah Menteng sambil menyusun tempat apa aja yang worthed untuk dikunjungi. Here they are.. 

Pasar Antik di Jalan Surabaya.














Pasar Antik ini adanya di Jalan Surabaya, masih sekitaran Menteng deh pokoknya. Sempet penasaran berat,  kayak gimana sih Pasar yang dibilang Dedi bagus itu? Ternyata emang bagus! Hahaha.. kali ini Dedi cukup cerdas :D. Pasar antik ini sih katanya cukup terkenal dan sepenglihatan saya memang pembelinya kebanyakan turis asing berwajah ke-bule-an sampai yang berwajah India pun ada.

Pasar Antik ini terdiri dari 184 kios kecil yang menjajakan barang-barang antik dan kuno mulai dari guci dan porselen antik, lampu dari jaman si Pitung, piringan hitam sampe tusuk konde juga ada. *jangan - jangan tusuk konde ibu kita Kartini lagi ya?* 

















Pertanyaan yang langsung mampir di kepala saya adalah dari mana mereka mendapatkan barang-barang antik ini? dan biasanya barang apa sih yang paling banyak dicari oleh pembeli? Sayangnya.. rasa penasaran saya terbungkam oleh sifat tertutup dua orang pemilik kios yang sempat saya tanyai. 


Mesjid Sunda Kelapa






Pada hari itu, akhirnya saya tau kalau masjid Sunda Kelapa tidak terletak di dekat pelabuhan Sunda Kelapa hahaha.. Anyway, Masjid yang selesai dibangun pada tahun 1970-an ini ternyata memiliki taman hijau didalamnya. Assikk.. abis sholat bisa ngadem dulu di tamannya. 

Sudut taman di Masjid Sunda Kelapa















Taman Suropati

Bergeser sedikit dari Masjid Sunda Kelapa, saya mengunjungi Ruang Terbuka Hijau yang bernama Taman Suropati. kalau masuk ke taman ini, bakalan lupa deh kalau lagi ada di Jakarta, secara adem, banyak angin dan mata seger ngeliat pohon-pohon yang hijau. Ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan disini, ada anak kecil yang lari-larian, ada yang main biola, ada yang pacaran bercengkrama sama teman-temannya ada juga yang berdagang :)

Ini di Jakarta lho... Ciyus!




















































Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Gak jauh dari Taman Suropati, ada yang namanya Museum Naskah Proklamasi. Dengan harga tiket masuk 2ribu rupiah, saya sudah bisa melihat-lihat isi dari bangunan yang waktu jaman penjajahan Jepang dulu merupakan kediaman Laksamana Tadashi Maeda yang sekaligus tempat teks Proklamasi dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Bung Hatta dan Ahmad Soebarjo. 

















Didalamnya terdapat replika ruang perumusan naskah proklamasi lengkap dengan manekin menyerupai Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Soebarjo.


















Saya sempat berpose dengan para tokoh yang menghadiri rapat perumusan kemerdekaan RI ini

"Kek.. cucu dateng ni kek.. numpang foto ya kek" :D


















Mesjid Cut Meutia

Mengarah sedikit ke Jalan Cut Meutia, saya berkunjung ke salah satu masjid peninggalan zaman kolonial Belanda. Saya sempat terkejut dengan kiblatnya yang "agak" berbeda dengan masjid yang lain, yaitu agak miring karena memang bangunannya yang tidak persis menghadap ke kiblat.

Masjid yang dulunya pernah digunakan sebagai kantor pos dan KUA ini memiliki interior langit-langit yang menarik dan bener-bener terkesan antik seperti yang memotret *kemudian lirik Dedi sambil ngakak*

Interior langit-langit yang unik



































Taman Situ Lembang

Muter dikit ke arah Jalan Lembang, ada situ kecil di tengah taman, makanya dinamain Taman Situ Lembang *hasil analisa ngasal saya*. Taman ini seperti kebanyakan taman pada umumnya, kalau sore hari ramai lancar, situ kecil di tengah taman kadang dimanfaatkan warga untuk memancing, meski saya rada bingung ikan apa yang hidup disitu.
















Adakah ikan di mari? 



















Gedung Joeang 45

Beralih sedikit ke Kelurahan Cikini -masih Kecamatan Menteng -, saya mengunjungi yang namanya Gedung Joeang '45. letaknya gak jauh dari Tugu Tani. Sedikit grasa grusu karena takut udah nutup berhubung destinasi ini kami kunjungi sore hari. Apa yang ada di dalamnya bener-bener touchy. Ada pemutaran film perjuangan, ada artikel perang-perang apa saja yang udah dilakoni oleh pejuang kita sampai replika tandu Jenderal Soedirman pun ada. Wisata Sejarah yang terhitung murah karena saya cuma dipungur tiket masuk 5ribu rupiah saja perorang.



















Tugu Proklamator

Jalan lurus terus dari Gedung Joeang 45 ke arah Jalan Proklamasi, ada tempat yang gak kalah kerennya dan masih berbau sejarah, Tugu Proklamator. Di dalamnya terdapat monumen Soekarno Hatta berikut dengan teks proklamasinya.
Rada kesel juga ngeliat banyak jejak vandalisme berupa coretan-coretan anak ABG yang gak ngerti caranya menghargai benda seni, seenak jidatnya aja mereka nyorat-nyoret monumen ini dengan tipe-ex. Erggghhh... tinner mana tinner..

Oiya masih satu kompleks dengan tugu proklamator, ada juga bangunan monumen dari marmer yang bertuliskan Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia, Atas Oesaha Wanita Jakarta". Usut punya usut di mbah google, akhirnya saya tau kalau tugu ini diprakarsai pada tahun 1946 oleh Yos Madani , seorang mahasiswi dan anggota Ikatan Wanita Djakarta atas permintaan Sam Ratulangi.

"Cuma wanita yg boleh foto disini tau"
ucap saya sinis ke Dedi



















Akhirnya, setelah 8 tempat dikunjungi, tepat jam setengah lima sore, kami mengakhiri sesi petantang-petenteng di Kawasan Menteng ini dengan perubahan mindset tentang Menteng. Sekarang kalau mendengar kata "Menteng" maka yang pertama kali terlintas di pikiran saya bukan kompleks perumahan elit, melainkan adalah JJS alias Jalan-Jalan ber-Sejarah.. Lets Enjoy Jakarta!

Regards,
(mantan) anak menteng *hahaha













Monday, December 3, 2012

Backpacking Pangandaran : One Stop Destination!


Wilayah Jawa Barat memang memiliki potensi wisata yang tersebar di berbagai penjuru. Dari ujung ke ujung kamu bisa menemukan destinasi dari banyak wisata, mulai dari wisata gunung, wisata bahari sampai wisata budaya dan kuliner juga ada. Salah satu daerah yang memiliki paket komplit dalam hal spot terbaik untuk dikunjungi adalah daerah Pangandaran.



Selain tempat wisatanya yang segambreng, akses menuju kesana cukup mudah. dari Jakarta, kamu bisa naik bus Perkasa Jaya jurusan Pangandaran dari terminal Kampung Rambutan seperti pengalaman saya di Trip Pangandaran Sekuel Pertama. Bis ini terakhir jam 21.00 jadi pastikan sampai sana on time ya. Alternatif kedua adalah dari terminal Grogol naik bus Merdeka jurusan Pangandaran seperti perjalanan saya di Trip pangandaran Sekuel Kedua. Tarif kedua bus ini hampir sama yaitu 50-55ribu rupiah.

Bagi kamu yang tidak suka macet dan gerah selama perjalanan, saya sangat merekomendasikan untuk naik bis terakhir Perkasa Jaya yakni jam 21.00WIB. Selain tidak gerah, resiko macet pun bisa diminimalisir. Waktu tempuh Jakarta - Pangandaran dengan bus kurang lebih 7 jam.

Sesampainya di terminal Pangandaran, akan banyak becak yang menawarkan "paket keliling cari penginapan sampai dapat" dengan harga 20ribu rupiah. Bila kamu sudah tau penginapan mana yang mau dipilih lebih baik jalan kai saja, karena tidak terlalu jauh jaraknya. Namun apabila kamu masih bingung dan mau survey beberapa penginapan, pilihan paket keliling tadi boleh dipertimbangkan dan ditawar tentunya.

Sebaiknya tawar menawar tetap dilakukan saat mencari penginapan, karena masih banyak penginapan yang bukan fixed rate. Harga penginapan sangat bervariasi mulai dari 100ribu sampai setara dengan hotel. Oiya musim liburan juga mempengaruhi harga penginapan.

Penginapan sudah dapat, saatnya cari tau tempat apa saja yang bisa dikunjungi disini. Berikut referensi yang bisa saya sharing dari dua babak trip ke Pangandaran yang pernah saya lakoni.

Wisata Pantai

Pantai Pangandaran


Pantai Pangandaran adalah pantai yang paling terkenal. Pantai ini termasuk pantai yang landai, di sekitar pantai sudah banyak rambu tanda evakuasi kalau suatu saat terjadi tsunami. Di pinggiran pantai, banyak pedagang yang menjajakan jajanan khas pinggir pantai seperti es kelapa dan seafood. Letaknya yang dekat dengan penginapan membuat pantai ini sangat ramai terlebih di akhir weekend. 
















Pantai Batu Karas

Kalau kamu mencari pantai yang lebih tenang dan tidak terlalu ramai, mungkin Pantai Batu Karas pilihannya. Pantai yang terletak kurang lebih 34km dari Pangandaran ini masih tergolong sepi dan tenang dibandingkan Pantai Pangandaran. Pantai ini juga tergolong pantai yang landai dan ombak yang bersahabat. Di sekelilingnya banyak penginapan yang sedang dibangun, menandakan banyaknya wisatawan yang mulai melirik pantai ini sebagai pantai yang wajib dikunjugi selain Pantai Pangandaran. Di pantai ini, kamu bisa memandang lautan dari atas bukit kecil.











Pantai Batu Hiu

Pantai lain yang bagus untuk dikunjungi ketika berada di sekitar Pangandaran adalah pantai Batu Hiu. Pantai ini berjarak kurang lebih 14 km dari Pangandaran. Di pantai ini banyak terdapat batuan besar yang menambah keindahan pantainya yang landai.





Body Rafting 

Bosan cuma duduk diam di pinngir pantai? Saatnya kamu mencoba Body Rafting! Ada beberapa objek wisata yang menawarkan sensasi adrenalin yang sedikit berbeda yaitu body rafting atau menyusuri sungai tanpa perahu hanya menggunakan pelampung saja. Dimana saja? ini dia!


Green Canyon
Green canyon bisa dikatakan salah satu primadona wilayah sekitar Pangandaran. Airnya yang hijau kebiruan bisa membius mata dalam sekejap. Membawa baju ganti adalah hal yang wajib dilakukan kalau kamu berkunjung kesini karena airnya yang hijau kebiruan kadang mengubah niat kita yang tadinya tidak mau terjun menjadi asik main air.



Citumang

Salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi untuk body rafting adalah aliran sungai Citumang yang tidak kalah bagus dari Green Canyon. Objek wisata ini terletak di Desa Bojong, Kecamatan Parigi Ciamis atau sekitar 15Km dari Pangandaran. Dari hulu sungai, kamu bisa mencoba terjun bebas di air terjun mini sekaligus melanjutkannya dengan body rafting.















International Kite Festival

Pangandaran juga merupakan salah satu tempat yang biasa dipakai untuk Festival Layang- layang Internasional lhoo... Di festival ini kamu bisa menyaksikan layangan dari berbagai negara mulai dari Malaysia, Cina sampai Australia. Kamu bisa mencocokkan jadwal trip ke Pangandaran dengan jadwal Kite Festival agar trip kamu ke Pangandaran semakin komplit


















Bagaimana? Tertarik?
Yuuk segera susun itinerary-nya.. dan nikmati one stop destination di Pangandaran.
Seru!

Regards,





























Thursday, November 29, 2012

Antara ARTCA dan Gunung Sumbing :)

Gunung Sumbing adalah salah satu gunung di Jawa Tengah, tepatnya terletak di Desa Garung, Wonosobo. Gunung ini akhirnya jadi destinasi dadakan liburan ala ARTCA yang pasti punya cerita tersendiri yang bisa bikin senyum2 sendiri kalo diinget :).

Disini ini kenangan ajaib tercipta :)

Orait.. Sebelum beranjak ke cerita apa aja yang terjadi selama 4 hari 3 malam di Gunung Sumbing, mari kita mulai dengan siapa aja yang ikut di liburan ajaib kali ini. Berhubung yang lain pada punya kesibukan, jadi  anggota ARTCA yang bisa ikut cuma 4 orang aja.. here they are : )


Yap.. yang kumisan itu dipanggilnya Dedi ( Daddy ) yang artinya ayah. Ayah di ARTCA berarti adalah orang yang bawaannya paling berat, yang tugasnya nunjukin jalan dan ngasih makan anak-anaknya yang kebanyakan gembul seperti saya haha.. Dedi ini biar kata casingnya kumisan dan serem tetapi dalemnya alus kayak aspal jalan tol.





Yang senyumnya nakal di sebelah kiri itu adek saya, namanya Budi, biasa dipanggil Buday ( katanya biar kerenan dikit.. padahal gak ngaruh ). Di liburan kali ini, ABG yang satu ini lagi kesengsem sama ABG perempuan yang dipanggil "pesek". Buday ini dapet jatah untuk ngebawa kerilnya si dedi yang lebih mirip kulkas dua pintu saking tingginya. Semoga kamu gak turun bero ya Buday.. :)


yang ini adek saya juga, namanya Rizal, biasa dipanggil Ijal. Berbeda dengan abangnya - Buday - yang rada ngeselin, Ijal ini cenderung pendiem, cool dan unyu-unyu. Ijal ini lagi dilatih sama Dedi biar brengos ( baca : handal dan tangguh ) seperti dia.






Dan yang terakhir adalah.. *eng ing eng* saya. Berhubung pangkat saya adalah anak bungsu dari Dedi makanya barang bawaan saya yang paling ringan hahaha *senyum sinis. Tapi walaupun barang bawaan saya paling enteng, tapi yang paling sering dimarahin sama Dedi yaa saya ini (T_T) hiks.

Kenalan udah.. sekarang saatnya sharing apa aja yang terjadi selama 4 hari 3 malam di Gunung Sumbing :D



cerita pertama : Bertemu si "Pajero"

Bagi kebanyakan orang yang pernah mendengar istilah "pajero" pasti terbayang mobil sport keluaran Mitsubishi, tapi tidak kali ini sodara-sodara.. Perjumpaan kami dengan si "pajero" ini gak lama setelah kami berempat beranjak naik selepas isya. Jalur menuju puncak Gunung Sumbing diawali dengan jalan bebatuan di tepi ladang penduduk. Belum ada setengah jam kami menyusuri jalanan berbatu, dari belakang tampak cahaya senter menandakan ada orang yang mengikuti kami
"perkenalkan nama saya Uda, saya penjaga kampung sini" ucap lelaki yang kalo ditebak usianya sekitar 27 tahunan. Tanpa curiga, kami duduk beristirahat sambil mengobrol dengan laki-laki ini.

Setelah ngobrol panjang lebar, ternyata niat dari laki-laki ini adalah mengawal kami sampai ke atas. Katanya sih diatas gunung itu ada orang gila yang sering menghadang pendaki. Otomatis saya langsung menyikut Dedi dengan muka penuh tanda tanya. Penasaran dengan laki-laki asing di depan saya, saya pun memulai investigasi.
"mas memang dari organisasi apa?" tanya saya
"stickpala" jawab laki-laki ini singkat sambil matanya meneliti gerak gerik tubuh kita.

Gak puas sampai situ, saya menggali lagi "lho? stickpala itu emang kepanjangannya apa?"
si laki-laki ini menjawab dengan jawaban yang asli gak nyambung "pajero" jawabnya singkat. Sambil mengernyitkan dahi, saya bertanya lagi "pajero itu apa ya mas?"
"saya petugas kampung sini" jawab laki-laki tadi makin gak nyambung

Akhirnya kami memutuskan untuk mempersilahkan laki-laki itu jalan terlebih dahulu dan kami mengikuti dibelakang. Sepeninggalnya laki-laki itu, kami kasak-kusuk dan mulai berspekulasi apa maunya laki-laki ini.


Spekulasi pertama versi Dedi :
Laki-laki ini setengah stress, kemungkinan besar (mungkin) dulu dia pernah mau cari "ilmu" tapi gak kuat akhirnya jadi agak "miring" sedikit

Spekulasi kedua versi Dedi *dan yang paling bikin horor* :
Laki-laki ini diutus temannya untuk "survey" barang berharga apa yang kita bawa kemudian nanti dia turun dan kembali membawa "pasukan" untuk merampas barang2 kita. *eng ing eng* langsung bikin saya parno seketika




Syukurnya, gak lama setelah si Pajero ini jalan di depan kita, entah apa yang ada di pikirannya, dia memutuskan untuk berhenti mengikuti kami dan beranjak turun. Sejak saat itu, kami tidak pernah melihatnya lagi. Whatta strange guy.. Percaya atau tidak.. sekarang dalam ARTCA kami menggunakan istilah "pajero" untuk orang yang gak nyambung dan sedikit aneh :D

cerita kedua : berorientasi pada proses bukan tujuan

Gimana gak.. dari mbah google kita semua tau kalau jarak tempuh Gunung Sumbing dari Pos 1 sampai puncak gak terlalu jauh, dapat ditempuh dalam 2 hari 1 malam. Namun, apakah yang terjadi dengan kami sehingga 4 hari 3 malam pun kami hanya sampai pos 2? wkwkwkwk,,, itulah dia sodara-sodara.. nikmatnya liburan  ala ARTCA..sangat menerapkan prinsip "tak 'kan lari gunung dikejar"

bagaimana tidak? bayangin aja..
buka tenda di pos 1 jam 11 malam kemudian esok pagi berangkat jam 9 pagi menuju ke pos 2 di ketinggian 2400-an mdpl, jam 11 siang udah buka tenda lagi dan nginep di pos 2 sampai 2 hari 2 malem. Pokoknya mah Pajerooo banget.. :D

jangan tertipu..
sebenernya ini baru jalan 5 langkah udah buka tenda lagi :))

Dua hari dua malem di POS II bener2 menyenangkan..
its like a sweet escape to us

Home Sweet Home.. POS II
cerita ketiga : Bagaimana Menghargai Air

Oke. Analisa kita tentang hujan yang mulai sering turun sehingga mata air kemungkinan banyak ternyata salah. Salah banget.. Persediaan air yang menipis ( karena kita gak ngambil banyak di mata air POS I dengan asumsi nanti akan ada lagi mata air di POS II ) membuat Dedi dan Ijal segera pergi ke mata air yang terletak tidak jauh dari tempat kami medirikan tenda di pos II, sementara saya bersama Buday memasak makan siang di sekitar tenda. hampir 1 jam Dedi dan Ijal pergi, ternyata pulang dengan tangan hampa alias gak ada air karena mata airnya kering, ada tapi tergenang dan begitu dikocok berbusa *agak sedikit horor aernya*

Keesokan harinya, kami jadi galau.. apakah mau melanjutkan perjalanan ke puncak atau harus turun karena persediaan air gak mungkin cukup. Hujan yang biasanya di Jakarta turun tiap hari, disini hanya sebatas mendung tanpa rinai hujan. Runding punya runding akhirnya di hari kedua ( di POS II ) kami mencoba mencari air.

Berdasarkan pengalaman survival Dedi yang ala tarzan itu, mencari air harus ke ngarai, begitu katanya, dengan logika dingarai pasti air terkumpul. Oke. karena yang bertiga termasuk saya masih unyu2 dalam hal beginian, kita ikut apa kata Dedi. Berhubung tracknya agak ekstrem, Dedi sempet nawarin ke saya, mau ikut atau mau tinggal di Tenda. Saya pikir-pikir iya kalau sebentar.. kalau lama, iseng juga di tenda sendirian. Akhirnya saya pasrah dan ikut mencari air.

Oh jangan tanya seperti apa track menuju ngarai. undescribeable.

Itu cengar cengir karena stress didepannya ada turunan
dengan tingkat  kemiringan hampir 90 derajat
Setelah bertemu ngarai kecil, kami agak kecewa karena ternyata ngarai yang seharusnya dialiri air ini, ternyata kering. Jadi kami harus menyusuri ngarai ke arah atas sambil berharap diatas ada sisa air untuk kami.

itu ded tracknya?? *eng ing eng* 
Ngarai yang kami susuri ini bukan tanah tapi bebatuan yang agak berlumut dengan tingkat kemiringan yang lumayan walhasil harus sedikit scrambling

antara pengen senyum sama pengen nangis :D
Setelah bersusah payah, ketemu juga airnya.. jangan bayangkan air yang bening ya sodara-sodara.. prinsip darurat air menurut Dedi adalah.. jangan perdulikan warna, yang penting tidak berbau dan tidak berbuih saat dikocok :D

Yap.. air yang cokelat kehijauan itu lah
yang menyelamatkan kami :)
Walaupun warna airnya tidak bersahabat, tapi gak ada pilihan kan.. jadi seperti biasa.. teknik penyaringan pun dimulai, berhubung gak ada kassa steril, sapu tangan pun jadi.


Sambil memenuhi botol-botol air kami, saya jadi flash back ke perjalanan tadi kemudian mereview kembali  seperti apa saya sudah bersyukur kepada Alloh SWT bahwa setiap pagi saya hanya perlu membuka keran dan keluar air jernih tanpa harus bersusah payah, mereview kembali apakah saya sudah cukup memperlakukan air bersih dengan baik. Yap.. semakin sadar bahwa air bersih itu harus dihemat!

Anyway.. pengalaman mencari air ini adalah the best scene dari perjalanan ajaib ini. Walaupun kami tidak sampai ke puncak gunung Sumbing, tapi ngarai tadi gak kalah keren momennya :)

Cerita keempat : wisata kuliner gak selalu harus mahal

Sepulangnya kami dari pos II, kami masih sempat menginap semalam lagi di base camp Sumbing. Serius. Kalian harus cobain atmosfer disini. Sejuk.. hening.. gambaran pedesaan banget deh yang kalo pas adzan masyarakatnya berbondong-bondong ke musholla tanpa memperdulikan kabut yang dinginnya minta ampun.

Sebelum pulang ke Jakarta
Esoknya baru kami beranjak ke terminal Wonosobo untuk seterusnya pulang ke Jakarta. Di terminal Wonosobo ada yang namanya Mie Onklok, makanan khas Wonosobo. Perpaduan antara sayuran, mie, sate bumbu kunyit dan saus dari tepung kanji cuma dihargai 9ribu saja. Siapa yang bilang wisata kuliner itu harus mahal?




Sesi Mie Ongklok tadi menutup liburan ARTCA kali ini. Gak pernah gak seneng kalo liburannya bareng ARTCA, gak pernah gak seru kalo liburannya sama ARTCA.. :)
Selanjutnyaaaa... kemana lagi Dediii??? *lirik Dedi sambil tepok tangan*






Salam Artca,