Sunday, November 9, 2014

Diantara Hujan dan Kopi

Saya selalu suka dengan hujan. Serius. Apa yang tidak menyenangkan ketika hujan datang? suaranya menenangkan, bau tanahnya menyenangkan, tidur lebih pules, makan mie rebus lebih nikmat, minum kopi apalagi. Ah.. kopi ya?

"Bagaimana bisa aku lupa, sementara kamu dan hujan adalah dua molekul membentuk satu senyawa yang tidak akan bisa diserap sempurna oleh waktu"

Jadi inget, udah beberapa tahun belakangan ini saya gak lagi minum kopi, padahal dulu pernah berada di titik dimana saya lebih suka meminum kopi hitam dengan sedikit gula hingga bergelas-gelas. Sekarang, minum kopi sebulan sekali pun belum tentu. "maagnya sering kambuh.." begitu alibi saya setiap kali ditawari kopi oleh teman-teman saya.

Tidak sepenuhnya benar. Kopi itu memang gak sehat. Iyaa tau, karena mengandung caffein kan? nanti asam lambungnya naik, ya kan? Bukan. Efek samping kopi bagi saya lebih parah dari itu. Karena kopi-bisa-memicu-ingatan-masa-lalu. Hahaha.. Jadi ceritanya duluuuu banget saya pernah punya momen menyenangkan dimana saya menikmati secangkir kopi di teras depan rumah saya bersama satu manusia ajaib. Dan entah kenapa, setiap kali ngopi bareng ini manusia, selalunya hujan. Biasanya nanti sambil nunggu hujan reda, manusia norak itu akan pamer-pamer gimana jagonya dia main gitar. Pada akhirnya satu gelas kopi itu bisa bertahan hingga belasan topik obrolan dengan durasi nyaris mendekati tengah malam. 

Ah. Thats an old story. Belasan tahun yang lalu. Sekarang manusia norak itu raib. Gak ngerti kemana dan gimana. Tapi hal yang paling lucu adalah.. saya tetap menyimpan namanya di dalam kontak telefon meskipun saya tau dari ketiganya, tidak ada satupun yang berfungsi lagi.

haha.

1 comment: