Tuesday, January 3, 2017

Backpacker ke Kupang part 1: Antara Keril dan Kostum Hitam-Putih

Waktu itu, jam menunjukkan pukul 09.10 WITA. Pesawat yang saya tumpangi mendarat mulus di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Setengah mengantuk, saya menarik keril 20L yang warna birunya semakin pudar dari tempat penyimpanan di atas kursi penumpang dan mulai melangkah turun dari kabin pesawat. Seperti biasa, pramugari dan pramugara berjejer rapi di pintu kabin dan mengucapkan salam perpisahan kepada para penumpang.

Begitu keluar dari pesawat, sinar matahari udah berasa panasnya, padahal masih tergolong pagi. Gak heran, NTT memang terkenal dengan iklimnya yang kering dan panas mataharinya yang terik. Beberapa penumpang yang baru turun dari pesawat terlihat mulai tergesa-gesa berjalan menuju bagian dalam bandara mencari tempat yang terlindung dari sinar matahari. Merasa tidak memiliki bagasi yang harus diambil, saya langsung berjalan menuju pintu keluar bandara. Beberapa orang tertangkap basah melirik saya dari atas sampai bawah, saya bisa menduga pertanyaan apa yang tergambar dari raut wajah mereka

Ini anak macam mana dia punya identitas? Dari tasnya macam backpacker, tapi backpacker macam mana yang pake setelan item putih? 

Jawabannya adalah backpacker yang mau ngelamar kerja. Hahaha.

Asal muasal kenapa saya bisa ada di Kota yang jaraknya 2000Km lebih dari Jakarta ini adalah untuk memenuhi panggilan interview dari sebuah lembaga yang memiliki proyek kesehatan di wilayah NTT. Meskipun sebenarnya kantor pusat mereka berlokasi di Jakarta Selatan, tapi karena projeknya di NTT, maka diputuskan interviewnya harus melibatkan dinas kesehatan setempat. Awalnya, ketika mendapat panggilan untuk interview, saya sempat ragu. 

Berangkat, gak, berangkat atau gak ya?

Berangkat atau tidak memang menjadi keputusan yang lumayan berat. Selain karena jarak dan waktu, yang paling bikin galau adalah biaya perjalanan yang gak ditanggung plus tentu saja, kemungkinan gak lolos seleksi tetap ada. Tapi sekali lagi sodara-sodara, fear is temporary, regret is forever, yang artinya kurang lebih: pergi aja dulu, gimana hasilnya itu urusan belakangan, yang penting gak nyesel. Maka dengan membulatkan tekad, saya memutuskan untuk interview sekaligus jalan-jalan. Semenjak proses packing, nuansa jalan-jalan emang terasa lebih mendominasi. Di dalam keril yang saya bawa, semua isinya adalah kostum ngebolang, lengkap dengan drybag, laybag dan seperangkat alat snorkeling, kali-kali aja ketemu tempat snorkeling yang lucu di Kupang. 



Kostum interviewnya mana put?

Cuma satu. Itu pun yang nempel di badan. Setelah mencocokkan jadwal jam interview dengan jadwal pesawat mendarat, saya memutuskan untuk memakai kostum interview langsung dari rumah. Ketika mendapat panggilan interview, gak ngerti gimana, kostum yang langsung terlintas di kepala adalah kostum item-putih. Ini yang kemudian membuat penampilan saya amat sangat gak matching dengan keril yang saya tenteng di punggung.

Balik lagi ke Bandara El Tari, setelah mendapatkan telefon bahwa interviewnya diundur menjadi jam 16.00 WITA, sebagai seorang tukang jalan yang sangat berdedikasi tinggi terhadap waktu dan kesempatan maka pertanyaan pertama, tentu saja, bisa main kemana dulu ini?

Kayak apa destinasi pertama di Kota Kupang?
Gimana kelanjutan interviewnya?
Semuanya ada di part 2. Pantengin terus yak!

Eh kalian pernah saltum juga gak pas traveling? penasaran! cerita di kolom komen yaa :)


No comments:

Post a Comment