Thursday, May 10, 2012

ABORSI : PRO LIFE atau PRO CHOICE

Siapa sih yang biasanya berniat untuk aborsi, jawabannya tentunya yang gak pengen hamil. Sebelum memilih mau jadi PRO LIFE atau mau jadi PRO CHOICE, ada baiknya kita simak dulu tentang unwanted pregnancy alias kehamilan yang tidak diinginkan. Pernah dengar istilah ini?

Yap istilah ini dipakai apabila seorang perempuan atau pasangannya dan/atau keduanya tidak menginginkan adanya proses kehamilan. Penyebabnya macem-macem, dan gak cuma terjadi pada pasangan yang belum menikah, yang udah menikah pun bisa mengalami yang namanya unwanted pregnancy ini.

Apa aja sih penyebabnya?
Mostly karena tidak memakai metode kontrasepsi, bisa karena kurang informasi ( contohnya ibu2 di pedesaan terpencil ), kurang akses ke pelayanan kesehatan ( misalnya tuh ibu tinggalnya di balik bukit, sedangkan puskesmas atau bidannya tinggal di kota ), gak ada biaya ( tapi sekarang pemerintah udah banyak ngadain program kontrasepsi gratis kok.. ) atau bisa juga gak pake metode kontrasepsi karena berkeyakinan kalau kontrasepsi melanggar kodrat Tuhan.

Penyebab yang lain ( biasanya pada remaja ) adalah seks pranikah. Pernah ada penelitian yang mengatakan banyak dari kejadian seks pranikah tidak direncanakan sebelumnya means bisa saja mereka awalnya tidak merencanakan itu tetapi karena terbawa suasana dan gak berfikir panjang akhirnya mereka melakukan seks pranikah yang unprotected.

Ada juga yang udah pake metode kontrasepsi ternyata masih kebobolan, karena pada dasarnya gak ada satu metode kontrasepsi apapun yang bisa menjamin 100%  mencegah kehamilan.

Penyebab lain dan yang paling tragis adalah kejadian kehamilan yang tidak diinginkan akibat tindak pemerkosaan.

Dampaknya apa aja?

ooo.. jangan tanya dampaknya.. buanyaaaaak dan pastinya gak ada yang menyenangkan. Mulai dari dampak sosial ( biasanya pada remaja ) misalnya malu, dikucilkan, putus sekolah, kalau menikah pun jatuhnya dipaksakan belum lagi beban ekonomi yang harus ditanggung. Belum lagi dari segi medisnya, kalau hamil di usia remaja, resiko panggul sempit lebih besar secara tulang panggul belum tumbuh sempurna untuk menampung janin yang berat minimalnya 2,5 kilo, resiko perdarahan dan resiko depresi setelah melahirkan pun meningkat.

Dengan dampak yang sekian banyak dan gak enak itu, banyak diantara orang yang mengalami unwanted pregnancy memutuskan untuk menghentikan kehamilannya atau istilahnya aborsi.

*taken from religiopoliticaltalk.blogspot.com

kalau ditinjau dari segi medis, aborsi ada dua jenis : spontan (alamiah ) dan buatan (provokatus ). 

Yang pertama aborsi spontan, jelas terjadi tanpa disengaja which is et causanya atau penyebabnya bisa karena mulut rahim si perempuan membuka sebelum waktunya ( serviks inkompeten ), bisa karena penyakit ( infeksi TORCH misalnya ), bisa juga karena memang bakal janinnya yang tidak kuat. Nah yang kedua, aborsi buatan, jelas disengaja alias tindakan yang dilakukan dengan maksud untuk menghentikan kehamilan.

Kalau dari kacamata hukum, beda lagi. Aborsi dibagi menjadi dua : legal dan ilegal. 
Lhooo... emang ada aborsi yang legal?? ooo jelas ada. Aborsi yang legal apabila dilakukan atas dasar dan syarat yang dibenarkan oleh negara. Syarat apakah itu? yaitu pada keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa ibu, artinya apabila dengan kehamilannya, nyawa si perempuan terancam bahaya. Contohnya nih.. seorang perempuan punya penyakit jantung terus dia hamil, bisa dibayangkan apabila kehamilannya diteruskan resiko gagal jantung dan kematian akan ia tanggung bahkan sebelum sempat melahirkan janinnya, maka pada kasus ini aborsi diperbolehkan. Nah kalo yang ilegal? kalau yang ilegal tentu aja tidak memenuhi syarat yang dibenarkan oleh undang-undang.

Emang ada yah undang-undang yang mengatur aborsi?? 
Ada laaaah.. semua diatur dalam undang-undang. Misalnya di UU No.23 Tahun 1992 yang mengatur tentang keadaaan darurat yang diperbolehkan melakukan aborsi, kemudian di KUHP Bab XIX pasal 346 yang menyatakan apabila seorang wanita dengan sengaja menggugurkan kandungannya diancam pidana 4 tahun penjara. Pasal 348 nya dinyatakan apabila ada orang yang membantu menggugurkan kandungan seorang wanita diancam pidana 5 tahun penjara dan kalo wanita hamil itu sampai mati ancamannya naik jadi 7 tahun penjara.

Ada gak sih dampak aborsi?
Jelas ada. namanya juga memaksa janin keluar dari rahim. Yang pasti resiko perdarahan, kemudian resiko infeksi terutama bagi mereka yang memasukkan benda2 asing ke dalam kemaluan dan berharap janinnya keluar, belum lagi dampak psikis setelah melakukan aborsi misalnya dihantui perasaan bersalah dan bermimpi tentang janin yang ia bunuh.

terus maksudnya PRO LIFE atau PRO CHOICE itu apa??
oke. PRO LIFE adalah faham yang menghargai nyawa seseorang termasuk janin yang masih ada di kandungan, faham ini menyatakan bahwa setiap mahkluk sudah memiliki hak untuk hidup sejak sel telur bertemu dengan sperma, artinya faham ini menolak aborsi karena tidak menghargai makhluk hidup.

PRO CHOICE beda lagi, PRO CHOICE adalah faham dimana aborsi adalah pilihan, bahwa seorang perempuan berhak memilih kapan ia akan hamil dan kapan ia tidak mau hamil. Faham ini mendukung aborsi menjadi sesuatu yang legal dan dibenarkan.

Kedua faham ini pastinya bertentangan



Sekarang saatnya memilih, which side are you? PRO LIFE or PRO CHOICE?

Kasus pertama
Ada seorang perempuan usianya 20 tahun, ia hamil karena pacarannya kelewat batas, Ia depresi karena masih ingin kuliah dan belum mau hamil. Sekarang ia bermaksud untuk menggugurkan kandungannya.

Apa pendapat kalian?
"gw sih pasti PRO LIFE.. gila lo.. aborsi tu dosa kali, kalo emang gak siap hamil ngapain nge-seks?!". Oke itu adalah pendapat yang normal. Mostly orang akan berpendapat seperti itu pada kasus seperti diatas. Di titik ini, mayoritas dari kalian akan tetap pada PRO LIFE. Mengingat usia perempuan tersebut sebenarnya sudah cukup untuk menjalani kehamilan, hanya saja dari segi sosial belum siap. Betul?

Kasus Kedua
Seorang remaja usia 13 tahun hamil karena pacarnya memaksa dia membuktikan cintanya melalui hubungan seksual. Ketika tahu bahwa ia tidak datang mens selama 2 bulan, ia membeli testpack dan hasilnya positif. Sesungguhnya ia tidak menginginkan kehamilannya

Bagaimana? Masih jadi PRO LIFE?. 
Tapi sudahkah kamu memikirkan kemungkinan bahwa anak itu akan menderita panggul sempit dan perdarahan pada persalinannya? atau memikirkan kalaupun ia berhasil melewati kehamilan dan persalinannya, bagaimana tumbuh kembang bayinya? sudah siapkah ia menjadi figur ibu?
"tetep PRO LIFE doong... kalaupun ia aborsi kan tetep ada resiko perdarahan juga kan?, lagian kalo emang dia belum mampu jadi ibu, kan masih ada neneknya"
Bagus. Pendirian yang kuat.

Kasus Ketiga
Ada seorang perempuan belum menikah tetapi hamil karena tindak perkosaan yang dia alami saat pulang kerja oleh sekelompok pria yang tidak dikenal. Sekarang ia stress karena setiap ingat janin yang ia kandung, ia teringat pula dengan wajah si pemerkosa dan ini membuat ia stress.. Ia bermaksud menggugurkan kandungannya

Apa pendapat kalian?
Masihkah PRO LIFE? atau mulai goyah dan menjadi PRO CHOICE?

Bagaimana kalau anda menjadi satu dari tiga wanita tersebut?
PRO LIFE atau PRO CHOICE?

Sebuah keputusan yang sulit bukan?

Gimana dong supaya gak terjebak di kondisi demikian?
Gampang-gampang susah sebenarnya, buat yang belum menikah yaaah jaga diri lah baik-baik, jadilah perempuan yang punya pendirian. Katakan TIDAK untuk seks pranikah.

*taken from The School co.

Trus buat yang udah nikah dan udah punya banyak anak ATAU baru punya anak dan masih bayi terus gak mau hamil dulu, ikut metode kontrasepsi laaah, yah walaupun angka keberhasilannya gak ada yang 100%, tapi at least angka kegagalan kontrasepsi juga gak tinggi-tinggi banget kok, misalnya angka kegagalan metode pil KB cuma 4,1 %, suntik KB 1,6 % dan spiral 1,4%.

Oiya satu lagi, untuk menghindari tindak pemerkosaan, hindari bepergian di malam hari dan tempat2 sepi, apalagi sendirian. Rawan dan berbahaya. Ingat kata bang napi, kejahatan bukan karena ada niat tetapi juga karena ada kesempatan. jadi selalu waspada yaaa... 

Tunggu dulu, kalau penulis sendiri, PRO LIFE atau PRO CHOICE nih??
Kalau saya, 80% PRO LIFE, 20% PRO CHOICE.. tergantung dari kasus dan penyebabnya.

Emang bisa gitu milih dua-duanya??
Bisa lah.. kan saya yang nulis hehehe.. kenapa jadi ente yang sewot.. :D




Regards,

4 comments:

  1. Harusnya kalau pro life dan sedikit pro choice mengurangi resiko dengan nggak camping berdua ke Pulau Air. Untung ketemu 4 ABG baik. Coba ketemu 4 OB dari JIS. :D

    BTW, tulisannya bagus : informatif dan menghibur. Saya follow yaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha iya pakde.. entah kenapa kalo jalan2 gak kepikiran kesitu, in sha alloh selamet aja gitu pikirannya, eniwei makasih ya pakde udah mampir en follow :)

      Delete
  2. mau sedikit koreksi ttg undang2 kesehatan. sekarang udh berubah sih jd uu nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. yg dulu udh ga berlaku lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasiiiiiih mas / mbak anonim atas pembaharuannyaaaa :)

      Delete