Saturday, December 3, 2011

Bangka Belitung : Dangerously Beautiful!


Dulu, satu-satunya hal yang terlintas di kepala ketika saya mendengar nama Bangka adalah nama martabak bangka! Tapi semenjak saya menonton film Laskar Pelangi, barulah saya sadar, ternyata Bangka Belitung gak sesempit martabak. Ternyata disana, deretan pantai dengan batu-batuan berukuran raksasa siap memanjakan mata pecinta pantai seperti saya. Kemudian saya bermimpi bisa datang kesana. Dan dikabulkan! Berdua bareng Ocha, teman sekantor yang memang kelahiran Bangka, kami menghabiskan waktu selama enam hari di Bangka Belitung.


Depati Amir, bandara imut di Pangkal Pinang
Saya dan Ocha mendarat di Bandara Depati Amir, Bangka sekitar pukul 4 sore. Saya agak kaget dengan penampilan bandara ini, imut banget! Mulai dari bangunan sampai crowdednya, beda banget sama Soekarno-Hatta. Saking imutnya, saya sampai mengira kalau kami mendarat di stasiun kereta api haha. Bandara ini terletak di kota Pangkal Pinang, yang merupakan ibu kota provinsi Bangka Belitung. Dari sini, kami melanjutkan perjalanan ke kota Sungailiat, kampung halaman Ocha. ( iya tau.. saya memang nebeng lagi hahaha).

Pantai Matras, sebenar-benarnya pantai!
Sajian paling menarik yang disuguhkan oleh Provinsi Bangka Belitung memang deretan pantainya yang benar-benar pantai. I mean, lautnya beneran biru, pasirnya beneran putih, landai, ombaknya tenang, belum lagi batu-batuan berukuran raksasa yang tersebar di pantai. Akh.. pantai gak pernah sekece ini.

Pantai pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Matras. Pantai landai sepanjang tiga kilometer ini terletak di Desa Matras, Kelurahan Sinarjaya, Kecamatan Sungailiat. Transportasi umum di daerah Bangka memang tidak sebanyak Jakarta, maka cara yang efektif untuk beaching day adalah menggunakan motor, dan cara yang paling efektif tentu saja seperti saya ini, tinggal duduk bonceng dibelakang *langsung ditoyor Ocha*

Ocha dan Pantai Matras.
Pantai Matras ini bener-bener PANTAI, kan?
Sudut lain pantai Matras
Pantai Tanjung Pesona, mempesona!
Satu lagi pantai di Kecamatan Sungailiat, Pantai Tanjung Pesona. Pantai ini adalah salah satu pantai di Bangka yang telah dilengkapi fasilitas penginapan setara hotel berbintang tiga ( gak, saya gak nginep disini ). Pantai Tanjung Pesona masih menawarkan keaslian pantai ala Bangka, pasir putih, laut biru dan batu-batuan besar. Akh.. jadi pingin meluk haru Ocha, ya ampun Cha, kampung lo keren amat dah!

Pantai Tanjung Pesona

Pantai Parai Tenggiri, Dangerously beautiful!
Satu lagi pantai dengan taraf pemandangan bintang lima di Bangka, Pantai Parai Tenggiri. Pantai yang masih terletak di kawasan Matras ini juga telah memiliki fasilitas penginapan dan olahraga air. Pantai Parai Tenggiri ini terkenal dengan batuan granitnya yang ukurannya bervariatif.

Pantai Parai Tenggiri
Setelah dua hari keliling pantai, saya langsung inget perkataan Ocha jauh sebelum saya menginjakkan kaki di Bangka, dengan muka yakin, Ocha bilang gini, "kalo ibu liat pantai di Bangka, ancol itu gak lebih dari rawa-rawa!" Saya langsung setuju tak terhingga-persen!

Belitong, kami datang!
Transportasi dari Bangka ke Belitung bisa ditempuh dengan dua jalur, via udara dan laut. Saat itu tiket pesawat dari Bangka ke Belitung kurang lebih 500ribu. Cukup mencekik dompet, maka kami memilih transportasi kapal laut dari Pelabuhan Pangkal Balam menuju Belitong dengan tiket seharga 120 ribu dan waktu tempuh kurang lebih 3 jam. Hari sudah gelap saat kapal yang kami tumpangi melabuhkan jangkar di Pelabuhan tanjung Pandan, Belitong. Kami langsung menuju rumah kenalan pacarnya Ocha. ( iya.. i know, saya mah muka tebengan hihi ). Malam pertama di Belitong ditutup dengan seporsi bebek bakar sebelum tidur.

Tertawan di Batuan Granit Pulau Kepayang
Salah satu destinasi wisata yang wajib banget saya kunjungi di Belitong adalah Pulau Lengkuas, Pulau ini bahkan menjadi tempat shooting film hollywood, The Philosopher. Untuk menuju ke pulau ini, kami harus menyewa perahu dari pantai Tanjung Kelayang. Sebelum sampai ke Pulau Lengkuas, kami sempat mampir ke Pulau Kepayang. Meskipun cuaca mendung, tapi gak mengurangi euforia saya di tanah laskar pelangi ini.

Selamat datang di Pulau Kepayang
siapa yang betah liat batuan keren gini tanpa take a pose?
Mendaki Mercusuar di Pulau Lengkuas
Pulau Lengkuas tidak jauh dari Pulau Kepayang, semakin mendekat ke sana, Mercusuar yang menjadi ciri khas Pulau Lengkuas semakin jelas. Berdasarkan literatur, mercu suar ini dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1882. Meskipun usianya sudah ratusan tahun, bangunan ini masih cukup kokoh untuk dinaiki sampai ke lantai teratasnya.


Saya sudah menyiapkan betis sebaik mungkin karena untuk melihat pemandangan spektakuler dari atas mercusuar saya harus naik tangga sebanyak 18 lantai! But it worth to try karena begitu sampai di lantai teratas, pemandangan laut lepas yang terhampar di depan mata membuat saya lupa kalau betis mulai bertambah diameternya.




Mengintip Harta Karun di Museum Belitung
Di hari keenam sekaligus hari terakhir main-main di bangka Belitung, saya dan Ocha mampir ke Museum Belitung. Isi museumnya macam-macam, ada koleksi batuan yang terdapat di Bangka Belitung, model pertambangan timah, ada koleksi hewan yang di awetkan sampai hewan benerannya juga ada. Tau kan buaya yang di Laskar Pelangi itu? Iya. yang menghalangi jalan si Lintang ketika ia hendak berangkat ke sekolah, Nah, kita sempat juga ngintip si buaya ini. Memang besar buayanya, tapi i cant get its pic.. soalnya dia lagi ngumpet di balik semak di dalam kandangnya yang besar.

Overall, menurut saya, dari semua koleksi museum ini yang paling menarik adalah barang-barang BMKT ( Barang Muatan Kapal Tenggelam ). Ternyata, di perairan Indonesia, ada banyak banget spot harta karun dimana kapal-kapal dari Dinasti China karam. Muatannya antara lain adalah barang pecah belah, seperti guci, piring, porselen dan lain-lainnya yang harganya bisa mencapai milyaran. Banyak diantaranya yang belum terangkut. Awesome!


Sesi keliling museum akhirnya mengakhiri perjalanan saya di Bangka Belitung. Dan dengan ini, saya nyatakan secara resmi kalau saya mencintai birunya pantai di Bangka Belitung. Hey, tetap lah secantik ini ya.. karena saya akan kembali kesana lagi, insya allaah :)

No comments:

Post a Comment