Friday, December 25, 2015

Belajar Nginang di Pantai Saba, Biak Timur

Sore itu, mobil yang saya tumpangi bersama dengan teman-teman dari Poltekkes Kemenkes Jayapura Kampus Biak, melaju kencang menuju distrik Biak timur. Sesuai rencana, saya akan diajak melihat-lihat keindahan pantai di Biak Timur. Tiba-tiba mobil menepi di sebuah pasar tradisional. "mau beli pinang dulu" kata Ibu Ritha dengan logat papuanya yang khas. Saya yang malas menunggu di dalam mobil meminta untuk ikut turun. Begitu memasuki area pasar tradisional, pedagang pinang mendominasi pasar. Rasanya, hampir setiap sudut, dengan mudah saya dapat menjumpai penjual pinang. 


"Mari ibu, lima ribu saja ibu" tawar seorang penjual kepada kami. Lima ribu itu berarti segerombol buah pinang ( biasanya isinya sekitar 10-15 buah ), satu batang buah sirih dan sejumput bubuk kapur. Sekedar informasi, seperangkat pinang ini bisa habis dalam sekali waktu. Rata-rata orang papua bisa menghabiskan 5 sampai 10 paket. 

Harga lima ribu yang ditawarkan tadi masih tergolong murah. "waktu saya datang Jakarta, trada ( tidak ada ) yang jual pinang harga lima ribu, rata-rata dua puluh ribu" ucap Bu Leny.  Namun karena faktor kebiasaan dan tradisi yang sudah lama dilakukan, harga menjadi nomor kesekian. Bahkan ketika mereka berada di Jakarta, dalam satu hari, biaya yang dikeluarkan untuk membeli seperangkat pinang dkk bisa lebih dari 100ribu. 

Iya. Mengunyah pinang memang telah menjadi tradisi khas masyarakat Papua yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Usia untuk memulai makan pinang bahkan sudah dilakukan sejak anak berusia 5 tahun. Buah pinang juga menjadi buah tangan yang paling disukai ketika masyarakat papua berkunjung ke rumah sanak saudaranya.

Berdasarkan pengakuan bu Leny, mengunyah pinang memiliki beberapa keuntungan tersendiri. "Gigi jadi lebih kuat, makanya meski sudah tua, orang sini giginya masih bagus-bagus, masih lengkap", jelas bu Leny sambil asik mengunyah pinang. "ooooooooooooo" jawab saya sambil memperhatikan mulut bu Leny yang seketika berubah menjadi merah, warna yang terjadi ketika pinang, sirih dan bubuk kapur menyatu dengan liur di dalam mulut. "sering makan pinang bagus juga buat suami" kata bu Leny lagi. Saya yang gak ngerti dimana korelasinya, kemudian bertanya dengan muka bingung, "lah, emang kenapa bu?". "jadi rapat kita punya itu..." jawabnya sambil tertawa. 

Wow, bisa jadi saingan jamu galian rapet nih, pikir saya sambil ikut tertawa.

Akhirnya dengan segala cerita bu Leny yang menggambarkan kenikmatan tersendiri dari mengunyah pinang, saya pun penasaran dan minta diajari bagaimana cara makan pinang yang baik dan benar. Jadi, pertama-tama buah pinang dikupas dengan menggunakan gigi ( serius, gigi ) lalu buah pinang yang telah dikupas dikunyah bersama dengan buah sirih yang telah dicocol dengan bubuk kapur. Kedengerannya mudah kan? tapi kalian mesti tau, ngupas buah pinang pake gigi itu gak semudah kedengerannya. Dan benar saja, setelah semua komponen nginang masuk kedalam mulut, rasanya asam campur pahit. Namun, hal yang paling membuat saya excited adalah ketika saya berhasil membuat liur berwarna merah, persis seperti drakula yang abis makan siang.


Secara keseluruhan, mengunyah pinang tidak hanya merupakan kebiasaan atau tradisi lokal masyarakat setempat, tetapi ada nilai kerukunan yang tersimpan di dalamnya. Kebiasaan mengunyah pinang bersama-sama dengan orang terdekat diakui menjadi momen hangat yang bisa menambah akrab hubungan keluarga setelah seharian penuh beraktivitas. 

Baiklah.. besok saya ajak adek dan abang saya untuk duduk dan makan pinang bareng biar makin akrab haha.


5 comments:

  1. Assalamu'alaikum.
    Salam kenal
    saya Agung dari Malang.
    ingin tanya di biak apakah ada hotel backpacker murah ?
    terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsalam
      kebetulan untuk hotel backpacker saya kurang tau karena kemarin tugas kantor, kmrn hotel range antara 300-400rb, dekat bandara.

      Delete
  2. Halo mbak, saya mau ke biak bulan ini. Ada nomor di Biak yg bisa saya hubungi untuk mempermudah liburan saya?
    Terima kasih atas responnya.

    ReplyDelete
  3. Halo mbak, saya mau ke biak bulan ini. Ada nomor di Biak yg bisa saya hubungi untuk mempermudah liburan saya?
    Terima kasih atas responnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. haloo maaf baru buka blog lagi, ini maksudnya nomer penginapan kah? atau bagaimana ya?

      Delete