Friday, August 8, 2014

Backpacker Jogjakarta part 3 : National Heritage Day!


Selamat dataaaang di Backpacker Jogjakarta itinerary hari ketiga!

Masih bareng dengan Tika-travelmates yang ketemu dari situs di Kaskus- di hari ketiga ini, kami berdua akan mengunjungi candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko. Setelah mengucapkan salam perpisahan via sms dengan rombongan pakde Aryo yang kemarin menemani kami seharian penuh untuk hoping beach ( cerita lengkapnya disini ), saya dan Tika menuju halte transJogjakarta untuk seterusnya menuju ke Candi Prambanan. 

Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari berbagai situs, rute menuju candi Prambanan sangat mudah. Cukup naik transjogja dari depan Mailoboro ( jalur 1A ) langsung turun di halte Prambanan. Dari halte Prambanan, perjalanan bisa dilanjutkan dengan delman atau berjalan kaki. Berhubung cuaca siang itu -sumpah demi apapun- panas banget, saya dan Tika memilih mencoba naik delman dengan tarif 20ribu. 

Sesampainya di depan loket, ada dua pilihan tiket, pertama tiket ke candi Prambanan saja seharga 30rb atau tiket terusan ke Keraton Ratu Boko seharga 45rb. Kami memilih yang kedua!. Diantar dengan shuttle bus, saya dan Tika serta beberapa turis lainnya menuju dusun Samberwatu, tepatnya di bukit Boko, kabupaten Sleman, Jogjakarta.

Keraton Ratu Boko ini terletak di ketinggian kurang lebih 195mdpl dengan luas sekitar 250.000m2. Istana Keraton Ratu Boko ini konon dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, yang masih merupakan keturunan Wangsa Syailendra. Istana ini terbagi menjadi beberapa kompleks yakni kompleks di sisi tengah, barat, tenggara dan timur. Begitu masuk kedalam, saya langsung terpesona melihat gapura -dengan lima buah pintunya- yang outstanding! 

Pake apa dulu ini bangunnya?
Ada beberapa situs di dalam Istana Keraton Ratu Boko ini diantaranya candi batu putih, candi pembakaran tempat prosesi pembakaran jenazah serta ada juga area yang dinamakan Paseban yang berarti tempat yang disediakan untuk tamu yang ingin menemui raja

Paseban
Selain itu, apabila berjalan masuk ke arah tenggara, ada area kolam Keputren, yang konon dijadikan sebagai tempat mandi para anggota kerajaan. 

Siapa yang belum mandi? ^^
Perlu kurang lebih 2 jam bagi saya dan Tika untuk menikmati setiap sudut di Istana Ratu Boko ini, tadinya sempet kepikiran untuk menunggu sunset di Bukit Boko ini, tapi niat tadi terhalangi oleh kekhawatiran bahwa shuttle busnya tidak akan sampai sesore itu, jadi kami putuskan untuk kembali ke Candi Prambanan.

Siapa sih yang gak kenal sama Candi Prambanan?? Semua orang rasanya kenal dengan candi ini dan legenda Roro Jonggrang yang sangat populer di masyarakat Jawa. Candi yang merupakan mahakarya kebudayaan Hindu ini merupakan salah satu candi yang masuk kedalam list World Heritage Sites. 

Siluet Candi Prambanan
Kalau dicermati, di relief yang terpahat di candi ini, ada kisah tentang Ramayana yang sangat populer itu, selain kisah ramayana ada juga relief tentang pohon Kalpataru yang sekarang digunakan sebagai simbol wahana lingkungan hidup.

Tika disudut candi Prambanan
Bagi yang maniak dengan ilmu sejarah pasti seneng bisa berkunjung kesini. Karena selain keindahan arsitektur candinya, relief yang terpahat di dinding candi banyak menceritakan tentang kisah-kisah yang berbau dengan mitologi. *Agak bikin ngantuk kalo buat saya :(

Eniwei, hari ketiga di sesi backpacker Jogjakarta ini ditutup dengaaaaan menikmati lumpia Samijaya, yang terletak di kawasan Malioboro. Ini bukan lumpia biasa sodara-sodara.. karena untuk menikmati satu atau dua buah lumpia ini, kamu harus ngantri lama. kalo lagi apes bisa hampir satu jam saking ramenya!. Lumpia ini disajikan dengan tumbukan halus bawang putih dan beberapa butir cabe rawit.

ini gak pake cuci tangan lho :D


No comments:

Post a Comment