Saturday, September 27, 2014

Tenggelam Dalam Eksotisme Gua Senen


Siang itu, matahari sudah agak condong ke barat ketika saya dan tiga orang teman dari Katamata Adventure tiba di mulut Gua Senen. Gua Senen merupakan salah satu dari ratusan gua di Kabupaten Gunung Kidul yang dibuka sebagai objek wisata minat khusus. Gua yang termasuk kedalam jejeran gua vertikal ini berada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus dan terletak tidak jauh dari Pantai Siung. 

Untuk menuju ke mulut gua, kami harus menyusuri jalan setapak yang berada di tengah perkebunan penduduk. Beberapa kali kami sempat menyapa penduduk yang kebetulan sedang mengurus ladang mereka yang kebanyakan ditanami kacang-kacangan dan jagung sebagai tanaman yang biasa mereka tanam ketika musim panas seperti sekarang ini.

Setelah berjalan sekitar 10 menit dari tepi jalan dimana kami memarkir motor, kami tiba juga di lereng dimana mulut gua senen menganga dengan cantiknya. Berdasarkan keterangan dari mas Agus yang kebetulan udah caving dari sejak lahir sering caving kesini, dahulu mulut gua ini tertutup oleh tanaman rambat sehingga sinar matahari tidak pernah masuk ke dalam area gua yang terletak 8 meter di bawah mulut gua ini. Saking gelapnya, masih banyak kelelawar yang tinggal di dalam gua. Namun seiring bertambahnya wisatawan yang datang ke gua ini, warga berinisiatif untuk membersihkan tanaman rambat tersebut. Baik sih niatnyaa.. tapi saya rasa pasti bakalan lebih eksotik lagi kalau begitu disibak tanaman rambatnya, kelelawar terbang keluar dari dalam gua. Kayak di film-film gitu. Haha

The Entrance 
Seperti gua vertical lainnya, untuk memasuki Gua Senen ini pun memerlukan teknik SRT ( Single Rope Technique ) dengan rigging yang dibuat di lubang batuan yang terletak hanya sekian sentimeter di bagian atas mulut gua. Kali ini yang bertugas sebagai rigging man adalah mas Wasesa dibantu oleh mas Dedy sementara mas Agus sibuk menjawab pertanyaan "kenaaaaapa" dari saya haha..


Sambil memperhatikan mas Wasesa membuat lintasan, saya berusaha mengingat cara descending terutama cara mengawinkan tali charmantel dengan descender autostop yang dulu pernah diajarkan oleh beberapa teman saya di Makupella Akademi Teknik Kulit Jogjakarta.

Setelah mencoba sendiri plus di bantu oleh mas Agus dan mas Dedy, akhirnyaaaa descending saya berjalan lancar. Alhamdulillah. Saya pun meluncur turun menyusul mas Wasesa yang sudah terlebih dahulu turun dan menunggu di bawah.

agak wak-wek tapi its oke lah haha
Begitu memasuki ruangan gua, hawa lembab mulai terasa. Beberapa kali saya harus mengelap kacamata yang mulai berembun di sela-sela decak kagum saya melihat interior di dalam Gua Senen ini. Sambil mendengarkan penjelasan mas Agus tentang berbagai macam proses terbentuknya batuan di dalam gua, saya tenggelam dalam eksotisme Gua Senen.

Dripstone..flowstone
Saya takjub dengan cara air membentuk bongkahan demi bongkahan batuan di dalam gua. Batuan tersebut terbentuk dari tiga cara -setidaknya itu yang saya tangkap dari penjelasan mas Agus- yakni melalui tetesan air (dripstone), aliran air (flowstone) dan genangan air (rimstone). Berhubung Gua Senen ini merupakan gua fosil yang tidak memiliki aliran sungai di bawahnya, maka agak sulit menemukan batuan rimstone. Meskipun begitu, saya cukup puaaaaaas dengan pemandangan dibawah sini. Lucunya maksimal ^^

Setelah hampir dua jam menelusuri Gua Senen yang panjangnya kurang lebih 250m ini, kami pun beranjak ke mulut gua untuk ascending. Bagian tersulit dari ascending menurut saya adalah bagian melepas croll. Teringat ketika saya nyaris 20 menitan menggantung di tali karena tidak bisa melepas croll sewaktu caving di Gua Jomblang beberapa bulan lalu ( cerita lengkapnya disini ). Beruntung, kali ini diatas sana mas Dedy sudah standby dan siap membantu saya melepas croll.

sesi Ascending
wak wek ngelepas croll -_-
Setelah cleaning lintasan beres, kami pun beranjak pulang ditemani matahari yang mulai kekuningan. Dari dulu, entah kenapa, saya selalu merasa kalau matahari di Jogjakarta itu terlihat lebih cantik.


Aah.. tapi selain sinar matahari yang kekuningan itu, ada begitu banyak hal yang patut disyukuri sore hari ini, lancarnya kegiatan caving dan keselamatan kami berempat menjadi beberapa hal dari sekian banyak hal yang patut disyukuri. Alhamdulillah :')


No comments:

Post a Comment